tanya dewa

tanya dewa

Rabu, 27 Juli 2011

sjarah lambang garuda

Lambang negara kita yaitu Garuda Pancasila, ternyata masih kontroversi siapa penciptanya. Nasibnya tidak seperti lagu Indonesia Raya yang semua orang juga tahu yaitu WR Supratman. Atau penjahit pusaka bendera merah putih yaitu Ibu Fatmawati. Karena mereka itu telah diakui oleh negara. Semua lancar-lancar saja, tidak ada yang memperdebatkan. Namun special untuk lambang Negara Indonesia ini, hingga saat ini belum 'diputuskan' siapa yang akan diakui, apakah Moh. Yamin ataukah Sultan Hamid II. Malah sekarang ada lagi nama baru yaitu Dirk Rühl dan Basuki Resobowo.

Lha koq bisa begitu? Mau tahu ceritanya? Ayo kita ngobrol di dalam...


Sejarah memang sangat dipengaruhi oleh pemerintah yang berkuasa. Contohnya di masa pemerintahan order baru, Moh. Yamin lah yang diakui sebagai pencipta lambang Garuda Pancasila. Begitulah yang tertulis di buku-buku sejarah.

Namun, sekarang ini jamannya internet. Orang bisa mendapatkan informasi dari berbagai sumber dengan mudah. Pendapat yang berbeda bisa muncul dan tersebar dengan cepat ke segala penjuru dunia. Pemerintah tidak bisa lagi semaunya menentukan sejarah seperti jaman Suharto.

Hingga kini, belum jelas jawabannya siapa sebetulnya perancang logo lambang negara itu. Ada yang bilang Mohammad Yamin karena dikenal kepakarannya pada hal-hal berbau mitologi. Ada yang bilang Sultan Hamid II karena beliau adalah koordinator Panitia Lencana Negara. Ada lagi nama perupa Basuki Resobowo yang disebut-sebut sebagai pemenang lomba sayembara membuat lambang Negara sejak 1947 lewat organisasi SIM, Pelukis Rakyat, PTPI, dan KPP bagian kesenian. Juga perupa Prancis Dirk Ruhl Jr yang dijagokan Bung Karno karena paham semiotik dan namanya ada dalam isi nota pengantar Sultan Hamid II kepada Soekarno tertanggal 20 Maret 1950 saat menyerahkan sketsa terakhir bikinan Ruhl sebelum mendapat sentuhan terakhir perupa istana Dullah.

Nama Sultan Hamid II dan Basuki Resobowo kita tahu memang (di)hilang(kan) lantaran “kelakuan” mereka dalam arus sejarah. Sultan Hamid II dianggap oleh pemerintah terlibat dalam “Pemberontakan Pejambon” 1950 dan Basuki adalah perupa Lekra dan dekat dengan PKI yang jadi bahaya laten sejak 30 September 1950.

Sultan Hamid II alias Syarif Abdul Hamid Alkadri adalah Menteri Negara Zonder Porto Folio dalam kabinet RIS (Republik Indonesia Serikat). Selengkapnya bisa dilihat di wikipedia. Selain itu juga ada blog yang khusus dibuat untuk memperjuangkan agar Sultan Hamid II diakui sebagai perancang lambang Garuda Indonesia. Blog yang beralamat di istanakadriah.blogspot.com itu digagas oleh Yayasan Sultan Hamid II.

Adapun nama Dirk Rühl, muncul di situs Kantor Berita ANTARA. Dalam arsipnya tertanggal 16 Maret 1950, ANTARA menyebut Dirk Rühl adalah perancang lambang negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bertemakan Bhinneka Tunggal Ika. Diberitakan bahwa Presiden Sukarno dan Panitia Lencana Negara menugaskan Dirk Rühl untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian lambang RIS. Ia waktu itu tinggal di Bandung dan diminta untuk datang ke Jakarta.

Poin yang diminta untuk diubah adalah bentuk burung rajawalinya. Presiden minta burung rajawalinya yang asli Indonesia, biar beda dengan burung rajawali yang ada di lambang negara Amerika. Lalu ditambahkanlah jambul di kepala rajawali itu (Amerika rajawalinya botak), sehingga terlihat seperti sekarang ini.

Kemudian, kaki burung. Semula kaki burung tampak menggenggam pita dari belakang. Minta di ganti agar jadi kelihatan menggenggam dari depan. Lalu, lambang kepala banteng juga ingin disesuaikan dengan kepala banteng asli Indonesia. Untuk padi dan kapas cukup diubah warnanya saja.

Dirk Rühl adalah orang keturunan Jerman yang sudah lama tinggal di Indonesia (ada juga yang bilang ia orang Prancis). Menurut berita yang dirilis tanggal 16 Maret 1950 itu, pada saat menerima tugas, Dirk Rühl berumur 63 tahun. Ia sudah lama tinggal di Indonesia dan kenal banyak tokoh insinyur lulusan Sekolah Insinyur Bandung (sekarang ITB). Bahkan diberitakan juga bahwa Dirk Ruhl setelah itu akan mendapatkan order membuat lambang-lambang lainnya termasuk perangko dengan berbagai jenis harga. Selengkapnya lihat di http://www.antara.co.id/peristiwa/te...is-akan-diubah

Dokumen lainnya yang menyebut nama Dirk Rühl adalah www.hubert-herald.nl. Menurut situs yang khusus membahas lambang-lambang, Dirk Rühl awalnya mengajukan 3 alternatif gambar untuk lambang RIS yaitu sebagai berikut :

j k l

Dan setelah mengajukan tiga alternatif sebagaimana di atas dipilihlah salah satu. Lalu diutak-atik lagi sehingga menjadi seperti ini

----->
Rancangan awal Garuda Pancasila masih menampilkan bentuk tradisional Garuda yang bertubuh manusia.

Pada tanggal 8 Februari rancangan lambang negara tersebut mendapat kritikan dari Partai Masyumi (Partai Islam terbesar waktu itu) karena terlihat seperti dewa (terlalu berbau mitologis). Sehingga akhirnya sesuaikan lagi menjadi seperti ini.

Garuda Pancasila yang diresmikan penggunaannya pada 11 Februari 1950, masih tanpa jambul dan posisi cakar di belakang pita.

Rancangan ini yang diresmikan tanggal 11 Februari 1950.

Demikianlah sekilas tentang sejarah Lambang Negara Indoensia yaitu Garuda Pancasila.

Jadi, siapa dong konseptor Lambang Garuda Indoenesia? Moh. Yamin, Sultan Hamid II, atau yang lainnya?

Jawabannya terserah Anda. Saya kira fakta bisa dicari di internet. Ini hanya soal pendapat. Dan di Indonesia tercinta ini, negara menjamin kebebasan berpendapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar